Sabtu, 30 Mei 2009

Saat Aku di Pengadilan

Setelah saya menjalani hidup saya yang wajar di dunia ini, sampailah semuanya pada masa akhir. Hal pertama yang saya ingat adalah saya duduk pada sebuah kursi di ruang tunggu yang saya duga adalah sebuah ruang pengadilan. Kemudian pintu terbuka dan saya diperintahkan untuk masuk dan duduk pada kursi terdakwa.

Saat saya melihat sang Jaksa, dia melirik ke arah saya dan tersenyum licik, menurut saya dia adalah orang tersadis yang pernah saya lihat. Saya duduk dan menoleh ke sebelah saya dan di sana duduk pengacara saya, seorang yang lembut yang sepertinya pernah saya lihat.
Pintu di sudut ruangan terbuka dan keluarlah Hakim dengan pakaian berjubah. Dia menjadikan mata saya terfokus padanya, begitu besar kharismanya.

Sesaat setelah Ia duduk, “Mari kita mulai” katanya. Sang Jaksa berdiri dan berkata, “Saya bernama Satan dan saya berdiri di sini untuk menunjukkan mengapa terdakwa ini adalah milik dunia saya yaitu neraka”. Dia meneruskan perkataannya dengan mengatakan semua kebohongan yang pernah saya katakan, barang yang saya curi di masa dulu, dan saat saya menipu orang lain. Saya begitu malu sampai sampai saya tidak mampu untuk mengangkat kepala saya, melihat ke pengacara sayapun saya malu. Satan terus mengatakan kesalahan kesalahan saya, yang kebanyakan sudah tidak saya ingat. Saat Satan mengatakan semuanya itu, sayapun merasa kesal dan sedih terhadap pengacara saya yang hanya diam dan tidak mencoba membela saya. Saya berpikir memang semua itu benar tapi tidak sedikit juga saya berbuat baik di dunia semasa saya hidup, dan saya pikir semua itu bisa dibandingkan dengan kesalahan saya tersebut. .. ya kira-kira .. sebandinglah.

Satan selesai dengan nafas menggebu dan berkata, “Orang ini milik neraka, dia bersalah atas semua yang saya katakan dan tidak satu orangpun yang menyangkalnya”. Kemudian tiba giliran pengacara saya, pertama Dia minta untuk diijinkan menghampiri sang Hakim. Hakim mengijinkan walau sempat disanggah oleh sang Satan.

Saat pengacara saya berdiri dan mulai menghampiri sang Hakim; saat dapat melihat Dia secara utuh … penuh kemulianNya. Saat itu saya baru tersadar mengapa Dia kelihatan begitu familiar.


Dia adalah Yesus, Tuhan dan Rajaku.


Dia berhenti pada meja Hakim dan berbisik padanya “Hallo Ayah” dan berbalik sambil berkata “Semua yang Satan katakan adalah benar, bahwa orang ini telah berdosa, Saya tidak akan menyanggah argument tadi. Dan benar, upah dosa adalah maut….. orang ini pantas di hukum !!! “. Yesus menarik nafas dalam-dalam dan berbalik menatap Hakim dan berkata, “Tetapi, saya telah mati di kayu salib sehingga orang ini beroleh hidup yang kekal dan dia telah menerima saya sebagai penyelamatnya, jadi dia adalah milikKu”. Tuhanku melanjutkan kalimatNya, “Namanya tertulis dalam kitab kehidupan dan tidak ada satu orangpun yang dapat mengambilnya daripadaKu”. Satan masih saja tidak mengerti, “Orang ini tidak memerlukan keadilan, melainkan belas kasihanlah yang ia perlukan”. Yesus duduk lalu berkata, “Tidak ada hal lain yang perlu dilakukan, semuanya telah Aku selesaikan”. Sang Hakim lalu mengangkat palunya dan Blammmmmmm. Lalu terdengar Dia berkata “Orang ini bebas dari segala tuduhan karena ia telah dibayarkan penuh, kasus ditutup !!!”.

Saat Yesus menggandeng tangan saya, sempat terdengar Satan menggerutu, “Saya tidak akan berhenti, saya akan menang lain kali”. Lalu saya memberanikan diri bertanya pada Yesus, “Bapa, pernahkan Engkau kalah dalam kasus seperti ini ???”.
Yesus tersenyum dan berkata, “Semua yang datang kepadaKu dan minta Aku untuk mewakili mereka telah menerima hasil yang sama seperti kasusmu ini, ….semua telah dibayarkan penuh !!!!”.

Syaloom